- Berita
- Sosialisasi Anti Napza dan Okerbaya di SMPN 1 Pujer: Upaya Preventif dan Penanganan Holistik untuk Generasi Muda
Sosialisasi Anti Napza dan Okerbaya di SMPN 1 Pujer: Upaya Preventif dan Penanganan Holistik untuk Generasi Muda
Habilis, 06/12/2024 12:29 WIBBondowoso, Sabtu 02 November 2024 – SMPN 1 Pujer menggelar kegiatan
Sosialisasi Anti Napza dan Okerbaya. Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen
sekolah dalam memberikan edukasi dan perlindungan kepada siswa dan siswi dari
bahaya narkotika, psikotropika zat adiktif (Napza), dan obat keras berbahaya
(Okerbaya).
Acara ini
dihadiri oleh Kepala Sekolah SMPN 1 Pujer, Ibu Rida Samsiyah, S.Pd., M.Pd.,
yang membuka kegiatan dengan menyampaikan pentingnya upaya bersama dalam
melindungi generasi muda dari ancaman napza dan okerbaya. "Sebagai
pendidik, kita memiliki tanggung jawab untuk memberikan pemahaman kepada
siswa-siswi kita agar tidak terjerumus dalam hal berbahaya ini. Edukasi adalah
langkah pertama untuk mencegah hal tersebut terjadi." Tegasnya pada Sabtu
(02/11/2024).
Hadir sebagai
pemateri utama, Ketua Yayasan Habilis Indonesia Madani, Arif, S.Sos., M.AP.,
memberikan pemaparan yang komprehensif tentang bahaya napza dan okerbaya. Ia
menjelaskan bahwa napza dan okerbaya memiliki dampak yang sangat merusak, baik
bagi fisik, mental, maupun kehidupan sosial siswa. Di antaranya, napza dapat
menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seperti hati dan otak, mempengaruhi
kesehatan mental dengan meningkatkan risiko kecemasan dan depresi, serta
mengisolasi siswa dari lingkungan sosialnya akibat stigma dan perilaku adiktif.
"Napza dan okerbaya tidak
hanya merusak tubuh secara perlahan, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental,
menyebabkan depresi, kecemasan, dan kehilangan kontrol diri. Dampaknya tidak
berhenti di situ, seperti hubungan sosial, keluarga, dan masa depan seseorang
juga akan hancur." Jelasnya.
Ia menekankan
pentingnya peran keluarga dan sekolah dalam memberikan dukungan dan pengawasan
kepada anak-anak.
Selain itu,
beliau juga memberikan panduan praktis untuk mengenali gejala awal penggunaan
napza dan okerbaya. Ia mencontohkan tanda-tanda fisik seperti mata merah,
perubahan pola tidur, dan penurunan berat badan secara drastis. Sementara itu,
dari sisi perilaku, siswa yang terpapar napza cenderung menjadi lebih
emosional, menarik diri dari lingkungan sosial, dan menampilkan penurunan dalam
prestasi akademik.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan Dinas Sosial P3AKB Kabupaten Bondowoso, Bapak Kusuma Nofiandry, S.E., yang memberikan penjelasan terkait kebijakan pemerintah dalam menangani kasus napza dan okerbaya. Beliau juga mengajak siswa untuk berperan aktif dalam menjaga diri dan lingkungan sekolah agar bebas dari penyalahgunaan zat berbahaya.
Setelah sosialisasi selesai, pada hari yang sama turut dilakukan screening kepada seluruh siswa-siswi SMPN 1 Pujer. Screening ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan siswa mengenai napza dan okerbaya, serta mengidentifikasi siswa yang berpotensi terpapar zat tersebut.
Kegiatan ini
mendapatkan apresiasi dari seluruh pihak yang terlibat, termasuk guru dan orang
tua siswa. Kepala SMPN 1 Pujer, Ibu Rida Samsiyah, menyampaikan harapannya agar
program seperti ini terus dilaksanakan sebagai bagian dari upaya preventif dan
edukasi. Sehingga, dengan terlaksananya sosialisasi dan workshop ini, diharapkan
siswa-siswi SMPN 1 Pujer dapat menjauhkan diri dari napza dan okerbaya serta
menjadi generasi muda yang sehat secara fisik dan mental, siap menghadapi masa
depan dengan optimisme.
Komentar (0)
Tinggalkan Komentar