- Berita
- Dari Kampus ke Rimba: Inovasi Sosial Mahasiswa Jember untuk Hutan Lestari dan Rakyat Berdaya
Dari Kampus ke Rimba: Inovasi Sosial Mahasiswa Jember untuk Hutan Lestari dan Rakyat Berdaya
Habilis, 25/07/2025 10:19 WIB
Jember, Senin 21 Juli 2025 - Upaya pelestarian hutan dari sisi
sosial mendapat semangat baru melalui kegiatan Magang Mandiri Kolaboratif.
Bertempat di Kantor Taman Nasional Meru Betiri, dilaksanakan pertemuan untuk
presentasi kegiatan Magang Mandiri "Green
Action for Green People: Konservasi Sosial dari Pinggiran Hutan."
Inisiatif kolaboratif ini menyatukan Balai Taman Nasional Meru Betiri, Yayasan
Habilis Indonesia Madani, Laboratorium Kajian Pemberdayaan Masyarakat (LKPM)
FISIP Universitas Jember, dan UIN KHAS Jember, dalam upaya bersama menciptakan
solusi berkelanjutan bagi masyarakat penyangga hutan.
Turut
hadir Kepala Taman Nasional Meru Betiri RM Wiwied Widodo, S.Hut., M.Sc., Ketua
LKPM FISIP UNEJ Arif, S.Sos., M.AP., Koordinator Fungsional Taman Nasional Meru
Betiri Nur Rohmah Syarif, S.Si., M.P., serta Ketua Harian Yayasan Habilis
Indonesia Madani, Fiesta Putra Reifa Al Ghifar, S.Kom.
Kepala
Taman Nasional Meru Betiri, Bapak RM Wiwied Widodo, S.Hut., M.Sc., dalam
sambutannya menyampaikan, "Pertama-tama, saya sangat mengapresiasi
teman-teman mahasiswa yang mengikuti magang mandiri kolaborasi ini, yang
dikoordinir oleh Bapak Arif. Ini bukan sekadar kewajiban kalian mencari
pengalaman, melainkan cerminan dari kesadaran dan kemauan diri teman-teman
sekalian untuk berkontribusi nyata. Kami berharap semangat ini menjadi modal
penting dalam merajut jembatan antara konservasi alam dan kesejahteraan
masyarakat," ujar Bapak Widodo, menyoroti esensi kemandirian dalam
kegiatan magang ini pada Senin (21/07/2025).
Senada
dengan itu, Ketua LKPM FISIP Universitas Jember, Bapak Arif, menyampaikan rasa
terima kasihnya atas kesempatan berharga ini, "Kami sangat bersyukur Taman
Nasional Meru Betiri telah menerima 15 mahasiswa kami dari Universitas Jember
dan UIN KHAS Jember untuk magang mandiri kolaboratif ini. Ini adalah peluang
emas bagi mereka untuk tidak hanya mengaplikasikan teori, tetapi juga belajar
langsung dari dinamika kehidupan di pinggiran hutan. Mereka berperan aktif
dalam merumuskan solusi inovatif yang relevan dengan kondisi lapangan, sehingga
ilmu yang didapat tidak hanya berhenti di kelas, tapi benar-benar terasa
dampaknya bagi masyarakat," jelas Bapak Arif pada Senin (21/07/2025).
Fokus
utama magang ini adalah mengidentifikasi dan merespons isu-isu strategis yang
dihadapi masyarakat penyangga hutan, khususnya dalam aspek sosial, ekonomi, dan
ekologis. Para mahasiswa akan melakukan pendampingan sosial berbasis kelompok,
memperkuat kapasitas lokal, menggali potensi usaha produktif, dan meningkatkan
kesadartahuan akan pentingnya konservasi. Mereka akan memetakan potensi dan
permasalahan, memfasilitasi dialog antara masyarakat dengan pengelola kawasan,
melakukan edukasi lingkungan kontekstual, serta merancang program pemberdayaan
yang mendukung penghidupan berkelanjutan. Hasil akhirnya diharapkan berupa
pemetaan komprehensif dan rekomendasi program pemberdayaan berbasis interaksi
langsung.
Ketua
Harian Yayasan Habilis Indonesia Madani, Fiesta Putra Reifa Al Ghifar, S.Kom.,
turut memberikan pandangannya mengenai peran yayasannya dalam program ini.
"Yayasan Habilis Indonesia Madani hadir tidak hanya sebagai fasilitator
kegiatan, tetapi juga sebagai mitra yang mendengarkan, membimbing, dan mendampingi.
Kami percaya bahwa konservasi tidak akan berhasil tanpa partisipasi aktif dari
masyarakat. Melalui magang ini, kami ingin memastikan bahwa setiap langkah yang
diambil selaras dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat setempat, menciptakan
solusi berkelanjutan yang memberdayakan mereka untuk menjadi pelopor konservasi
di wilayahnya sendiri," tutur Fiesta, menyoroti pendekatan humanis yayasan
dalam kolaborasi ini.
Diharapkan,
output kegiatan magang mandiri ini berupa pemetaan potensi lokal dan
permasalahan sosial masyarakat desa, serta rekomendasi program pemberdayaan
masyarakat yang disusun berdasarkan hasil interaksi langsung di lapangan.
Program ini menjadi bukti nyata komitmen berbagai pihak dalam
mengimplementasikan konservasi yang tidak hanya menjaga kelestarian alam,
tetapi juga memberdayakan masyarakat di sebarisan hutan, menjadikan mereka
bagian tak terpisahkan dari solusi keberlanjutan.
Komentar (0)
Tinggalkan Komentar